PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Selasa, Juni 14, 2011


PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

PEMBELAJARAN Bahasa Inggris secara formal di SLTP mencakup empat kemampuan berbahasa yaitu berbicara (speaking), mendengar (listening), membaca (reading), dan menulis (writing) di samping aspek-aspek lain seperti kosa kata, tata bahasa dan ejaan. Aspek-aspek kebahasaan ini harus diperhatikan seorang guru bahasa Inggris dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan anak didik. Hal ini membutuhkan seorang guru yang kreatif dalam menumbuhkembangkan minat siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris karena mata pelajaran ini kerap dirasakan sebagian peserta didik sebagai sebuah pelajaran yang tidak menarik.

Peranan seorang guru dalam mengatasi persoalan ini tergantung kreativitasnya menyajikan materi berupa penggunaan pola-pola atau metode pengajaran yang dapat menarik minat peserta didik dalam mempelajari Bahasa Inggris. Penerapan metode pengajaran harus disesuaikan dengan keadaan sekolah. Juga memperhatikan latar belakang kemampuan siswa. Baik dari segi akademis, psikologis, ekonomi maupun lingkungan anak didik sendiri. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan seorang guru dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Namun, sebelumnya, perlu diingat bahwa pendidikan tidak berproses dalam ruang hampa tetapi mengalami pergeseran yang terus meningkat dengan dunia sekitarnya.

Perkembangan pendidikan di Indonesia pada umumnya tercermin dari aneka metode pengajaran yang diciptakan, baik secara konstitusi maupun secara individual dari guru mata pelajaran yang dapat menunjang pembelajaran di sekolah. Metode pengajaran yang variatif sangat baik dikembangkan dan diterapkan dalam pengajaran Bahasa Inggris khususnya di SLTP. Hal ini dilakukan tanpa mengabaikan tingkat kemampuan (competency), daya, dan perkembangan siswa. Pasalnya, siswa sebagai anak didik yang masih remaja merupakan kelompok yang sedang berkembang menuju kematangan emosional dan intelektualnya. Pemilihan metode dan alat peraga juga sangat tergantung pada eksistensi siswa dalam lingkup pembelajaran itu sendiri. Variasi metode pengajaran yang digunakan akan menstimulasi siswa untuk lebih tanggap terhadap materi pengajaran yang diberikan. Di samping itu dengan adanya metode pengajaran yang bervariasi seperti game baik di dalam maupun di luar sekolah akan lebih melibatkan guru dengan berbagai kesulitan siswa dalam belajar Bahasa Inggris.

Pengalaman sebagai seorang guru bahasa Inggris SLTP baik di daerah pedalaman maupun di daerah perkotaan telah memberikan banyak perbedaan yang menunjukkan latar belakang siswa seperti yang telah disebutkan di atas. Misalnya, ketika mengajar Bahasa Inggris di pedalaman, seluruh materi pengajaran yang digunakan sama sekali tidak sesuai dengan pengalaman, lingkungan, dan ruang lingkup siswa yang masih bernuansa pedesaan yang belum tahu bahkan tidak tahu sama sekali tentang kehidupan perkotaan seperti Jakarta. Mengapa penulis katakan seperti itu karena bertolak dari pengalaman ketika mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di pedalaman Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai seorang guru (mata pelajaran Bahasa Inggris), penulis harus berusaha maksimal untuk bisa menyesuaikan materi pengajaran yang tidak bergeser jauh dari kurikulum yang pada umumnya materi-materi penyajiannya bersifat Jakartacentris.

Di sini penulis mencoba beberapa metode yang saya terapkan dalam memberikan materi kepada siswa yang saya nilai cukup ampuh dalam mengatasi keawaman siswa menyangkut materi yang disodorkan Pusat. Pertama, Game ala rural. Metode ini berhubungan dengan pengembangan kosa kata yang identik dengan scrabble. Scrabble ala rural bukannya kumpulan huruf-huruf yang didesain secara canggih, di mana setiap huruf-hurufnya dilengkapi dengan magnet dan sebuah papan yang mewah tetapi huruf-huruf itu penulis mencoba menggunting sendiri dari kertas manila dengan sebuah tripleks yang bisa memungkinkan huruf-huruf tersebut bisa berpijak. Ternyata hasilnya memuaskan ketika siswa disodorkan satu topik kemudian mereka diminta untuk menyusun huruf-huruf tersebut menjadi kata yang berhubungan dengan tema yang telah ditentukan dengan limit waktu yang telah ditentukan pula. Dengan metode sederhana ini siswa lebih berminat untuk belajar dengan kondisi yang serba terbatas. Berbeda dengan siswa sekarang, khususnya di kota yang dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung pembelajaran.

Selain pembelajaran kosa kata melalui permainan scrabble, siswa juga dilatih untuk menulis karangan sederhana dengan menggunakan kata-kata yang telah dipelajari dalam permainan. Namun ada satu cara yang paling mudah untuk siswa olah adalah penggunaan alat peraga dan gambar. Gambar merupakan stimulus yang sangat berperan dalam mengarahkan pikiran dan imajinasi siswa terhadap suatu tema atau persoalan tertentu. Menulis dengan menggunakan gambar sebagai media sangat sesuai dengan perkembangan siswa seperti yang telah dikatakan bahwa mereka adalah kelompok yang emosional dan agresif.

Metode ini yang sering saya terapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas khususnya menyangkut kemampuan menulis. Sedangkan kemampuan berbahasa lainnya seperti berbicara, siswa diarahkan untuk membuat percakapan sendiri. Siswa diberikan satu topik yang berhubungan dengan tema yang sedang dipelajari untuk menciptakan sendiri dialog baik secara individu maupun secara kolektif kemudian didemonstrasikan di depan kelas dengan memperhatikan penggunaan kosa kata, intonasi, lafal, dan relevansi serta keterpaduan tema yang dibicarakan. Di samping tema, gambar, dan media yang disediakan sangat membantu siswa dalam mengembangkan satu topik dengan mudah. Pendekatan seperti ini perlu diterapkan oleh seorang guru mata pelajaran Bahasa Inggris dalam mengajar.


Sumber: Majalah SUAR

0 komentar: